Riauaktual.com - Seribuan jamaah hadir dalam kajian umum bersama Ustadz Dr Syafiq Reza Basalamah LC MA yang dilaksanakan di Masjid Imam asy-Syafi'i Kota Pekanbaru beralamat di Jalan Soekarno Hatta, Sabtu (25/2/2017) malam ba'da Maghrib.
Kajian dengan tema "Mengapa Harus Takut" ini disampaikan ustadz berkaitan dengan kondisi umat Islam yang saat ini setiap saat ditakut-takuti oleh pemberitaaan yang terkadang tidak jelas sumbernya, yang menyatakan umat Islam sedang dalam bahaya.
Berikut ringkasan materi kajian yang berhasil redaksi catat:
Takut itu ada yang tidak boleh dan ada yang mubah. Takut yang tidak boleh adalah terhadap musuh-musuh Islam, dan takut yang mubah yakni takut kepada ular, takut tabrakan dan lainnya yang memang sudah biasa orang takut padanya.
Ustadz menyampaikan beberapa kisah tentang kondisi umat Islam dahulu, dimana orang-orang kafir melakukan makar untuk membunuh umat muslim. Namun saat itu umat muslim tidak takut dan bertambah semangatnya meskipun terkadang pasukan muslim tidak sebanyak pasukan kafir.
Dalam perang Uhud, pasukan kafir menciptakan makar untuk bisa membunuh Rasulullah, namun makar mereka tidak berhasil. Meskipun dalam perperangan Uhud ini banyak sahabat yang terbunuh seperti Hamzah dan Mush'ab bin Umair.
Dalam Al Qur'an Surat Ali Imran ayat 173-174 dikisahkan tentang makar ini dan pertolongan Allah kepada umat Islam yang bersabar:
"(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia (kaum Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
"Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar."
Kisah ini tentang peristiwa perang Badar Shughra (Badar kecil) yang terjadi setahun sesudah perang Uhud. Sewaktu meninggalkan perang Uhud itu, Abu Sufyan pemimpin orang Quraisy menantang Nabi dan sahabat-sahabat beliau bahwa dia bersedia bertemu kembali dengan kaum muslimin pada tahun berikutnya di Badar.
Tetapi karena tahun itu (5 hijriah/ sebagian riwayat mengatakan tahun 4 hijriah) musim paceklik dan Abu Sufyan sendiri waktu itu merasa takut, maka dia beserta tentaranya tidak jadi meneruskan perjalanan ke Badar, lalu dia menyuruh Nu'aim Ibnu Mas'ud dan kawan-kawan pergi ke Madinah untuk menakut-nakuti kaum muslimin dengan menyebarkan kabar bohong, seperti yang disebut dalam ayat 173.
Namun demikian Nabi beserta sahabat-sahabat tetap maju ke Badar. Oleh karena tidak terjadi perang, dan pada waktu itu di Badar kebetulan musim pasar, maka kaum muslimin melakukan perdagangan dan memperoleh laba yang besar. Keuntungan ini mereka bawa pulang ke Madinah seperti yang tersebut pada ayat 174.
Kaum kafir kembali menyerang di perang Khandaq, tahun 5 hijriah, pasukan umat Islam 10.000. Kondisi Kota Madinah saat itu sangat mencekam. Allah Subahanahu wa Ta'ala mengisahkan kondisi ini dalam QS. Al Ahzab ayat 9;
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan."
Ayat ini menerangkan kisah ahzab yaitu golongan-golongan yang dihancurkan pada peperangan Khandaq karena menentang Allah dan Rasul-Nya. Yang dimaksud dengan tentara yang tidak dapat kamu lihat adalah para malaikat yang sengaja didatangkan Tuhan untuk menghancurkan musuh-musuh Allah itu.
Dengan sejarah, kita mengetahui kejayaan Islam. Dalam perang Khandaq, umat Islam diuji, mereka dalam kondisi ketakutan, para sahabat tidak memiliki makanan yang cukup, dengan ujian ini maka terlihatlah emas asli dan palsu, umat Islam yang benar-benar bertaqwa dan yang setengah-tengah maupun yang munafiq.
Umat munafiq bilang, "Janji Allah tidak benar ini" akan tetapi Rasulullah sebelumnya telah mengatakan bahwa umat Islam akan menang.
"Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan."
Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya itu ialah kemenangan sesudah mengalami kesukaran. Semakin berimanlah orang yang beriman.
Karena Allah telah menjanjikan akan memenangkan orang-orang yang diuji dan bersabar, karena surga itu merupakan tempat orang-orang yang bersabar. Maka ketika melihat pasukan musuh yang sangat banyak datang, bukannya para sahabat takut melainkan semakin senang, karena inilah saatnya ujian datang.
Bagaimana dengan kondisi umat Islam saat ini. Ditakut-takuti, kita melihat berita di media, Amerika memiliki nuklir, sementara kita Indonesia tidak punya nuklir, Amerika memiliki pesawat tempur canggih, kita Indonesia beli pesawat tempur dari Amerika dan Amerika mengetahui kelemahan pesawat tempur itu. Amerika memiliki satelir, senjata yang canggih, sementara kita Indonesia tidak memiliki hal itu.
Ada lagi berita yang menakut-nakuti kita, terjadi konspirasi, Islam terus ditakut-takuti. Berita media jangan cepat-cepat dipercaya dan disebarkan, lihat dahulu apa manfaatnya, jika pun bermanfaat jika disebarkan apakah akan membuat ketakutan umat Islam, kemudian dalam ketakutan tidak bisa berbuat apa-apa, merasa sudah tidak bisa berbuat apa-apa, namun jika dengan berita itu umat Islam semakin berani, tidak masalah silahkan.
Maka kita umat Islam harus semakin berani, saat ditakut-takuti semakin kuat dan berani, seperti TNI, mereka para tentara kita selalu siaga, tidak ada waktu main-main, harus serius.
Kondisi yang sangat menyedihkan, melihat acara TV saat ini, dari pagi hingga sore acaranya hiburan. Orang sibuk bikin senjata kita sibuk menonton hiburan dan bersantai-santai, main-main. Bukan untuk ini kita diciptakan, nanti ada waktu kita bersantai, yaitu saat kaki kita sudah menginjak di surga.
Dengan kondisi pemberitaan yang seperti menakut-nakuti umat Islam, maka kita harus segera mencari dukungan, yakni yang paling penting adalah dukungan Allah Subahahanu wa Ta'ala. Jika Allah bersama kita, maka tidak ada yang perlu ditakutkan.
Karena kaum kafir bersatu memojokkan Islam, hanya Islam musuh mereka, agama lain tidak ada mereka begitukan.
Meteri pun jedah sesaat karena masuk waktu Isya dan dikumandangkan adzan, kemudian dimulai lagi kajian.
Kekuatan hanya ada di tangan Allah. Jepang yang pernah menjajah Indonesia, ditimpakan musibah tsunami dan Jepang bingung tidak bisa berbuat apa-apa. Amerika diturunkan badai Kartina, mereka hanya bisa menghimbau kepada rakyatnya akan datangnya badai dan diminta untuk mengungsi.
Ustadz memberikan 2 ayat yang harus "dibawa pulang" oleh para jamaah:
1. QS. Ali Imran 120: "Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan."
Ada 2 cara menghadapi makar musuh:
-1. Perperangan: Ini dilakukan ketika musuh memerangi kita, Rasul di Kota Makkah mengangkat senjata karena sahabat banyak dibunuh.
-2. Dengan cara memperbaiki di dalam umat Islam. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Kita berusaha agar Allah berpihak kepada kita.
Ada perkataan penyair yang indah: Ya Allah andai Engkau manis kepadaku, meskipun seisi dunia ini pahit, maka tidak akan berpengaruh kepadaku.
Maka umat Islam perlu memperbaiki diri, bagaimana agar Allah berpihak kepada kita, jauhi dosa terutama dosa riba yang hukumannya Allah memerangi kita, bagaimana kita akan menang melawan musuh sementara Allah saja memerangi kita karena dosa riba yang kita lakukan.
Maka bersabarlah dalam ketaatan, bersabarlah meninggalkan riba. Berat, sedih dan terluka, sahabat Rasul dahulu juga demikian.
"Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." QS. Annisa' 104.
Kesakitan dan penderitaan kita, namun kita mengharap surga dan keridhaan Allah, sementara kesakitan dan penderitaan musuh (kafir) merupakan kesakitan dan penderitaan abadi.
Apa yang terjadi dan menimpa umat Islam saat ini, bukanlah karena kekuatan musuh, melainkan karena dosa kita dan apa yang kita lakukan. Dosa yang sudah dianggap biasa seperti dosa riba, menabung di bank riba membantu bank riba tumbuh berkembang, beli rumah dengan cara riba, beli mobil juga pakai riba, jika tidak ditinggalkan cara-cara ini maka Allah akan memerangi kita.
Ketahuilah, kemenangan universal (menyeluruh) dimulai dari kemenangan personal, kita harus menang melawan hawa nafsu, bersabar karena sabar itu separuh dari kemenangan.
2. Ayat kedua yang harus "Dibawa pulang" yakni QS. Ash-Sharh ayat 5-6:
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
Dalam QS. Al Qashash Ayat 4 diceritakan tentang kondisi Fir'aun yang dikalahkan Allah:
"Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan."
Golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil, yang anak- anak laki-laki mereka dibunuh dan anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup.
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)"
Maka inti untuk meraih kemenangan adalah kembalilah kepada Allah, berbaik sangka kepada Allah bahwa Allah bersama kita.
Materi habis dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berikut beberapa pertanyaan yang dijawab ustadz:
1. Terkait mahar pernikahan yang bahal, bagaimana solusinya?
Jawab: Jangan takut mahar pernikahan mahal, jika memang sudah melihat wanita dan tertarik langsung datang ke orangtuanya. Mahar Rp100 juta, jawab saja "In syaa Allah saya sanggup bayar, akan saya cicil seumur hidup, jika sampai meninggal dunia belum lunas tolong direlakan. Orangtua juga jangan takut mendapat menantu miskin, karena kebanyakan orang kaya itu bersandar pada hartanya sedikit bersandar kepada Allah.
Allah juga meminta agar menikah, jika kekurangan atau miskin, maka Allah Maha Kaya akan mencukupinya. Maka jangan takut yang ingin menikah dengan alasan mahar mahal. Allah akan mencukupi.
2. Pertanyaan terkait hijrah, merasa takut dan mengurangi pergaulan.
Jawaban: Kalau sudah hijrah memang kita harus takut kepada Allah. Karena Allah sudah tegaskan, siapapun yang berdosa pasti dibalas oleh Allah.
Lihatlah nasehat Luqman terhadap anaknya, jika kamu melakukan kebaikan/keburukan meskipun sebesar biji sawi dan berada di dalam batu, atau terbang melayang, maka Allah akan membalasnya. Surga untuk orang-orang yang takut.
Mengenai mengurangi pergaulan, ini juga penting, setelah hijrah maka tinggalkan lingkungan yang buruk dan bergabunglah dengan orang-orang yang baik.
3. Pertanyaan terkait mendakwahkan keluarga yang belum mendapat hidayah.
Jawaban: Kita harus bersabar dan selalu berdoa agar keluarga kita mendapat hidayah. Jika antum jujur, ingin mengajak keluarga mendapat hidayah, maka siang antum akan berdakwah dan malamnya berdo'a.
Pertama, dakwahkan tauhid kepada keluarga, itu yang paling penting. Jangan bahas ini bid'ah, itu bid'ah, perbaiki syahadat dahulu, inti syahadat itu adalah tauhid.
4. Apakah kuatnya iman akan menambah rasa takut atau mengurangi rasa takut?
Jawab: Jika iman bertambah, maka rasa takut kepada Allah akan semakin bertambah sementara takut kepada musuh akan hilang.
5. Bagaimana cara mengatasi rasa takut?
Jawab: Rasa takut itu ada dua, ada takut yang wajar dan takut yang tidak boleh. Takut yang wajar itu seperti takut kepada ular. Terlarang itu takut kepada musuh, serahkan kepada Allah.
6. Sistem pondok yang menggunakan kurikulum apakah bertasabuh dengan orang kafir?
Jawab: Apa yang dibuat dan dipakai orang kafir, jika tidak ada kekhususan untuk ibadah mereka maka boleh kita memakainya, seperti handphone, kamera dan lainnya. Maka kurikulum pun jika tidak ada kekhususan untuk ibadah kafir tidak akan ada masalah kita menggunakannya.
Di akhir kajian ini setelah pertanyaan dijawab, ustadz juga membagikan hadiah. Pertama kepada jamaah kajian yang tertua, hadiah diraih oleh jamaah peserta kajian berusia 85 tahun.
Selanjutnya jamaah yang paling jauh, diraih oleh jamaah dari Palembang yang malam itu mengkhususkan hadir dalam kajian.
Setelah kajian usai, dilaksanakan shalat Isya berjamaah. Banyaknya jamaah mengakibatkan beberapa diantaranya tidak mendapat tempat untuk shalat, qadarallah hujan juga turun dan teras masjid tidak bisa digunakan untuk shalat. Namun semua bisa diatasi dengan baik oleh panitia yang sejak kajian akan dimulai sudah bersama-sama berupaya untuk memberi pelayanan terbaik kepada setiap jamaah yang hadir, mulai dari parkir hingga untuk membantu mobil jamaah yang kesulitan keluar karena kondisi parkiran berlumpur. (Mad)